Buletin Indonesia News
Banjar,— Pesta demokrasi rakyat dalam pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) 2018 Kota Banjar untuk menentukan pemimpin dalam lima tahun kedepan masih belum terlihat baik untuk kalangan mahasiswa dan aktivis.
Hal ini di ungkapkan Herom Coas. Partisipasi partai politik di Kota Banjar hari ini terlihat melemah, sampai hari ini baru ada satu pasang calon Walikota dan calon Wakil Walikota yang di usung oleh partai Golkar dan partai PDI Perjuangan tersebut, sedangkan keberadaan partai lain lebih cenderung untuk bergabung daripada memunculkan figur kepartaianya untuk pilkada kota banjar.
“Ini menunjukan bahwa parpol di Kota Banjar mengalami disfungsi, atau kegagalan fungsi,” ungkapnya.
Jika di lihat dari semua parpol yang ada keterwakilan di DPRD harusnya mempunyai tanggung jawab, karena setiap parpol yang mempunyai keterwakilan di DPRD itu mendapat dana kucuran APBD untuk keberlangsungan kaderisasi partai.
Permasalahan politik saat ini bisa menurunkan partisipasi masyarakat terhadap demokrasi yang ada, tentu ini akan berpengaruh terhadap tingkat animo masyarakat dalam menyambut hajat lima tahunan rakyat.
Ia mengamati bahwa masyarakat seolah-olah di paksakan dengan hanya ada satu pilihan, suka tidak suka, ya hanya itu pilihanya. Terangnya selaku ketua presidium relawan mahasiswa dan pemuda demokrasi.
Harus nya partai-partai yang lain bisa menghadirkan sosok figur baru, baik itu kader partai atau tokoh masyarakat sehingga tidak terjadi kegagalan kaderisasi seperti ini.
Reporter : Dayu Septian