Buletin Indonesia News
JAKARTA,– Pemerintah pusat telah menganggarkan dana besar untuk membangun kawasan Indonesia Timur agar masyarakatnya terbebas dari kemiskinan.
Dirjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Boediarso Teguh Widodo menjelaskan, kemiskinan di kawasan Timur perlu menjadi fokus pekerjaan Pemerintah dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kemiskinan ada di kawasan Papua, Papua Barat ada DAK (Dana Alokasi Khusus) dan DBH (Dana Bagi Hasil) ditambah DAU (Dana Alokasi Umum) dan ada juga Dana Tambahan Infrastruktur (DTI),” ungkapnya di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat.
Dirinya menjelaskan, untuk kawasan tersebut Pemerintah sudah menganggarkannya di tahun 2017 sebesar Rp 81,7 triliun yang terdiri dari Papua dan Papua Barat Rp 59,5 triliun untuk Maluku dan Maluku Utara Rp 22,2 triliun.
Dirinya menjelaskan, anggaran tersebut lebih besar dibandingkan pembangunan untuk Sulawesi dan Kalimantan.
Sebagai informasi Badan Pusat Statistik (BPS) telah mendata jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 26,58 juta orang. Tingkat kemiskinan menurut pulau di Indonesia sampai September 2017 masih terpusat di Indonesia bagian Timur, yakni Maluku dan Papua dengan persentase 21,23%.
“Jauh lebih besar ketimbang di Sulawesi maupun Kalimantan. Kalimantan hanya Rp 77,7 triliun. Apalagi dibanding NTT NTB dan Bali,” pungkasnya.
Dirinya menjelaskan hal yang menjadi permasalahan yaitu penggunaan efektivitas dan kapasitas SDM belum sebaik yang ada di kawasan Sumatera dan Jawa.
“Sebetulnya alokasi anggarannya itu jauh lebih besar, tapi penggunaan efektivitas dan kapasitas SDM dan lain lain di ketiga Provinsi itu mungkin perlu ditingkatkan,” paparnya.
Sementara itu seperti diketahui, jika dilihat dari jumlah penduduk miskin, Jawa masih mendominasi dengan jumlah 13,94 juta orang dan terendah di Kalimantan dengan jumlah 0,98 juta atau 980.000 orang.
Untuk Sumatera berjumlah 5,97 juta orang, Sulawesi berjumlah 10,93 juta orang, Bali Nusa Tenggara berjumlah 2,06 juta orang, dan Maluku-Papua berjumlah 1,52 juta orang.
Editor : Yania