Indonesia dan Filipina Jalin Kerjasama Pendidikan Islam

Buletin Indonesia News

SOLO,– Indonesia dan Filipina menjalin kerjasama dalam bidang pendidikan Islam , Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu) pada Jumat sore (12/1/2018) melakukan kunjungan kerja ke Pondok Pesantren (Ponpes) Al Muayyad Solo. Dalam kesempatan tersebut, Menlu memiliki waktu untuk berdialog dengan pimpinan, pengasuh dan para santri, Sabtu (13/01/18).

Retno mengemukakan bahwa saat ini pemerintah sedang merintis kerjasama bidang pendidikan dengan sekolah-sekolah Islam di Filipina. Di antaranya terkait penyusunan kurikulum, pertukaran guru, pengasuh dan pertukaran santri.

“Letter of Intent sudah ditandatangani pemerintah Indonesia dan Filipina awal Januari lalu di Filipina. Para santriwan dan santriwati terbaik akan kita ikutkan dalam program exchange (pertukaran) tersebut,” pungkasnya.

Retno berharap program tersebut mampu memperkuat kebijakan politik luar negeri Indonesia melalui dunia pendidikan. Retno menganggap penting kerjasama tersebut, apalagi Indonesia berpenduduk muslim terbesar di dunia.

“Yang banyak kita jumpai selama ini salah interpretasi tentang Islam, padahal Islam itu agama damai. Maka para santri nanti yang ikut bertanggung jawab untuk meluruskan potret yang salah tentang Islam itu,” tegasnya.

Lebih lanjut Retno menyampaikan, kerjasama pendidikan dan sejumlah kebijakan luar negeri lain diharapkan bisa mengikis Islamophobia dan Xenophobia.

“Umat dan agama Islam memang menjadi salah satu prioritas dalam politik luar negeri Indonesia. Apalagi sejumlah fakta menunjukkan bahwa kondisi umat Islam di dunia cenderung memprihatinkan,” ujarnya.

Sebelum meninggalkan pondok, Menlu Retno juga menyempatkan diri berdiskusi dengan para santri. Kepada Menlu sejumlah santri menanyakan konflik antara Israel dan Palestina.

“Tujuan kita ke sini untuk bersilaturahmi dan bertukar pikiran mengenai politik luar negeri kita. Menyangkut anak-anak sekolah di SMP, SMA, dan mahasiswa,” katanya.

Pengasuh Ponpes Al Muayyad, Muhammad Dian Nafi mengungkapkan, kedatangan Menlu ke ponpes sangat penting untuk mengenalkan diplomasi publik terhadap para masyarakat. Baik masyarakat keagamaan, masyarakat kesenian, masyarakat profesi, dan masyarakat akademik.

Editor : wny

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *