Virus Marburg Mewabah di Guinea, Berikut Gejala dan Potensi Penyebarannya

Buletin Indonesia News.com

JAKARTA,- Sebagaimana yang telah dilaporkan oleh Guinea Equatorial, bahwa wabah baru virus Marburg telah ditemukan. Virus itu dikenal begitu menular dan juga sama mematikannya dengan Ebola. Sejauh ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan ada 9 kasus kematian yang diakibatkan oleh infeksi dari virus tersebut.

“Selain 9 kematian, Guinea melaporkan sedikitnya 16 kasus diduga virus Marburg dengan gejala termasuk demam, kelelahan, muntah darah, dan diare,” papar WHO, dilansir dari US News, Selasa (14/2/2023).

Menurut Dicky Budiman, Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia menjelaskan, jika virus Marburg ada di dalam satu keluarga dengan Ebola. Dimana keduanya termasuk dalam keluarga Filovriridae (filovirus). Meskipun keduanya berbeda, tetapi gejala klinis yang muncul diyakini sama.

Lalu, apakah virus ini benar-benar pertama kali ditemukan?

Faktanya, virus ini sudah ditemukan sejak tahun 1976 dan pertama kali ditemukan oleh virologis di Marburg dan Frankfrut, Jerman. Pasien yang terinfeksi oleh virus tersebut mengalami demam yang dibarengi dengan pendarahan, tingkat kematiannya pun terbilang tinggi,

“Itu kematiannya hampir sama dan ini bisa sampai 88 persen, bahkan ada yang sampai 90 persen. Paling buruk. Jadi sangat mematikan. Tapi menular, sangat menular. Terutama dari cairan tubuh dari si pasien,” ucap Dicky, dikutip dari detik.com.

Pada mulanya, virus Marburg hanya menular dari hewan ke manusia (Zoonosis). Tetapi seiring berjalannya waktu dan perkembangan wabah, virus ini bisa menular dari manusia ke manusia lewat cairan tubuh.

“Karena manusia mengkonsumsi atau terkontaminasi dari kotoran dari hewan kelelawar itu yang menempel di buah, atau produk lain yang akhirnya dikonsumsi oleh manusia. Khususnya di Afrika sana atau pun bisa saja di daerah tropis lain yang memiliki potesi kelelawar,” papar Dicky.

Walaupun begitu, sejauh ini endemiknya memang masih ada di Afrika. Tetapi kita tetap harus mewaspadainya apalagi dengan adanya pandemi COVID-19.

Terakhir, Mentri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tidak panik berlebihan. Karena kasus infeksi virus Marburg yang terjadi belum tentu menyebar.

“Di Indonesia belum ada dan kita juga masih tunggu WHO, WHO kalau ada virus di situ belum tentu semua nyebar. Jadi kita tidak usah terlalu panik juga, kita lihat level-levelnya apakah ini masuk variant of interest, jadi kita perhatikan. Apakah masuk variant of concern, masuk under monitoring jadi kita tahu ikut WHO informasinya juga sudah kita dapat,” ujar Budi di Hotel Mulia Senayan, Jakarta Pusat pada Kamis (16/2/2023).

“Teman-teman jangan buru-buru panik, karena belum tentu semua virus itu menyebar,” tutupnya.