Buletin Indonesia News
Bandung,– Lalu lintas di Jalan Wastu Kencana, Kota Bandung, Jawa Barat, pagi itu terlihat ramai. Jalanan ini membelah Jalan Aceh di bagian Selatan dan bertemu dengan Jalan Cipaganti di bagian Utara, Kamis (23/11/17).
Jalan Wastukencana berasal dari nama seorang Raja Padjadjaran, Niskala Wastu Kancana. Pada saat terjadi perang Bubat, Wastu Kancana baru berusia sembilan tahun. Salah satu dari tiga tokoh yang diidentikkan dengan Prabu Siliwangi itu naik takhta di usia 23 tahun dan memerintah Kerajaan Padjadjaran selama 103 tahun.
Tidak heran, bila kemudian nama kakek Prabu Siliwangi itu dinobatkan menjadi jalan saat ini. Sekaligus mengganti nama Logeweg di Kolonial Hindia Belanda.
Di sepanjang Jalan Wastukencana, terdapat banyak bangunan kuno peninggalan masa penjajahan Belanda. Sebagian bangunan masih ada yang mempertahankan bentuk aslinya. Namun sisanya sudah ada yang berganti menjadi gedung baru.
Historical Trips yang merupakan salah satu wadah bagi masyarakat untuk berwisata sejarah, kembali mengadakan walking tour dengan bertajuk “Explorer Wastukantjana”. Ini merupakan lanjutan dari “Explorer Logeweg” yang diadakan pada Agustus 2017
Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah eks Hotel Donk, beralamat di Jalan Wastukencana Nomor 43. Hotel yang dibangun tahun 1910 ini merupakan bangunan dengan gaya arsitektur Indische Empires Stijl.
Hotel ini adalah milik Ursone bersaudara, keluarga asal Italia yang tiba di Hindia Belanda sekitar 1890. Mereka bertiga berprofesi sebagai pengacara, pemilik toko keramik Carera yang berada di daerah Banceuy dan pemilik peternakan besar di Lembang, bernama Baroe Adjak.
Hotel Donk dahulu merupakan tempat prostitusi. “Perempuannya waktu itu didatangkan dari berbagai penjuru Eropa hingga yang lokal juga ada,” ucap pemandu wisata sejarah, Malia Nur Alifa, di Jalan Wastukencana, Bandung.
Saat ini, bangunan tersebut berfungsi sebagai hunian. Namun, arsitekturnya masih tampak tidak mengalami perubahan. “Di sebelah rumah ini, ada bagian paviliun hotelnya. Di bagian lantainya masih menggunakan lantai asli yang sama dengan yang dipakai keluarga Ursone,” tambahnya.
Sumber : Liputan 6