Bupati Bangka Mulkan Buka Orientasi Manajemen Terpadu Bagi Dokter Dan Bidan

Buletin Indonesia News.com

Sungailiat Bangka, — Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka gelar Orientasi Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) untuk tenaga Kesehatan Kabupaten Bangka, di Hotel Novila Sungailiat, Senin (6/3/2023).

Dihadiri Bupati Bangka Mulkan, SH, MH,Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, dr Then Suyanti, para Kepala OPD Pemkab Bangka, para Dokter serta Bidan dan peserta kegiatan Orientasi Manajemen Terpadu.

Orientasi Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) untuk tenaga Kesehatan diikuti 70 orang peserta yang terdiri dari 12 Orang Dokter, 53 Orang Bidan Puskesmas dan Rumah Sakit serta 5 Orang dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka.

Hasil dari Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2017 yang menunjukkan bahwa angka untuk kematian balita di indonesia masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan beberapa negara di asia tenggara sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup pada balita.

Pada kenyataan, kematian pada balita merupakan salah satu indikator penting yang menunjukkan derajat Kesehatan masyarakat.

Bupati Bangka Mulkan, dalam sambutannya pembukaan mengatakan, “Dengan adanya Peraturan Menteri Kesehatan nomor 25 tahun 2014 tentang upaya kesehatan anak menyatakan, bahwa setiap anak berhak atas suatu kelangsungan hidupnya untuk dapat tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi,” jelas Mulkan.

“Maka hal ini menyebabkan perlu adanya dilakukan upaya kesehatan bagi anak secara terpadu, dan juga menyeluruh agar supaya dilakukan berkesinambungan. Dalam upaya kesehatan bagi anak dilaksanakan sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia 18 tahun,” terang Mulkan.

Dijelaskannya, dalam rangka  untuk menurunkan angka kematian  pada bayi (AKB) dan angka kematian pada balita (AKABA) di indonesia, Pemerintah dalam menerapkan strategi Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) mulai dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1997.

“Dalam kegiatan ini memerlukan kemampuan untuk menganalisa yang baik dari petugas yang dapat melaksanakannya. Kemampuan menganalisa seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam diri seperti adanya pengetahuan, sikap, motivasi dan pendidikan serta lama dalam bekerja,” ujarnya.

(WW)