Ciamis Krisis Guru, FKIP Unigal Terima Ratusan Mahasiswa PPG

Buletin Indonesia News.com

CIAMIS, Jabar – Fakultas Ilmu Kependidikan dan Keguruan (FKIP) Universitas Galuh (Unigal) Ciamis menerima 300 lebih mahasiswa Program Pendidikan Guru (PPG).

U. Runalan S, Drs. M.Si selaku Dekan FKIP Unigal mengatakan, mahasiswa yang diterima di FKIP sebanyak 700 lebih. Terdiri dari 402 mahasiswa baru dan mahasiswa PPG sebanyak 300 lebih.

“Mahasiswa FKIP lumayan banyak dan di setiap prodi juga memadai jumlahnya ditambah kita mempunyai Program Pendidikan Guru (PPG) program dari Pemerintah dan yang mendaftar di PPG di kita jumlahnya lumayan banyak, di FKIP mahasiswa baru tahun 2022 itu sebanyak 402 mahasiswa baru dan ditambah dari PPG 300 lebih, sehingga ditotal ada 700 lebih,” katanya saat ditemui oleh Tim Buletin TV, pada Rabu (08/03/2023).

Runalan menjelaskan, untuk menjadi mahasiswa PPG harus melalui seleksi-seleksi di komunitas Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) di Jakarta. Namun, mahasiswa yang mendaftar di GTK mayoritas bukanlah mahasiswa FKIP.

“Untuk mendaftar mahasiswa PPG itu jangka waktunya satu tahun dan yang mendaftar GTK di Jakarta itu mayoritas bukan lulusan dari FKIP. Contoh ada sarjana hukum yang berminat menjadi guru itu daftar di GTK dan nanti itu disaring, nanti jika lulus dari penyaringan kemudian masuk PPG dan dibina selama satu tahun di PPG itu bisa menjadi guru kewarganegaraan karena sarjana hukum.” jelasnya.

“Sarjana-sarjana lain pun bisa sesuai dengan jurusannya apa. Jadi, yang bisa menjadi guru bukan hanya lulusan dari keguruan atau FKIP. Tapi dari lulusan lain atau sarjana-sarjana non kependidikan (FKIP) juga bisa menjadi guru. Sekarang untuk menjadi guru itu tidak perlu dan tidak harus kuliah di FKIP, tapi mahasiswa PPG itu melewati seleksi yang sangat ketat di GTK di Jakarta, mereka disaring dulu. Kemudian yang lolos itu dikirim sebagai mahasiswa PPG,” sambungnya.

Runalan menuturkan, mahasiswa di FKIP mata kuliahnya tidak terlalu banyak. Para mahasiswa hanya mendalami ilmu murni secara mendalam.

“Kalau kuliah di FKIP mata kuliah keguruan tidak terlalu banyak, kalau tidak salah hanya ada 6 mata kuliah fakultas. Selebihnya penguat keilmuan murninya, misalnya prodi sejarah di FKIP itu yang belajar keguruannya hanya 6 mata kuliah. Tapi selebihnya itu ilmu murni tentang sejarah-sejarah,”

Runalan memaparkan, bahwa bagi mahasiswa PPG dianggap sudah memahami ilmu sesuai dengan jurusannya. Sehingga, saat dibina hanya diberi tata cara memberikan materi kepada siswa yang baik dan benar.

“PPG itu bukan memperkuat keilmuan dasar, mahasiswa PPG dianggap sudah mumpuni memahami ilmu karena sudah S1. Jadi PPG hanya memberikan tata cara mengajar yang baik, cara menyusun rencana belajar yang baik, dan cara mengelola kelas supaya hidup suasananya itu selama satu tahun,” paparnya.

“Pembedanya kalau kuliah di FKIP itu bisa langsung menjadi guru karena sudah mendapatkan ilmu keguruannya, beda dengan yang PPG atau yang non keguruan,” tambahnya.

(Reporter : *Tegar Anjar Abadi)