Buletin Indonesia News
JAKARTA,– Isu kekerasan sepanjang tahun ini menjadi sorotan. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) memberikan catatan akhir tahun pendidikan di 2017, Rabu (27/12/17).
Salah satunya yaitu, dari pengamatan kualitatif FSGI, kekerasan di dunia pendidikan terlihat semakin masif dan mengerikan sepanjang tahun ini. Wakil Sekretaris Jenderal FSGI Satriawan Salim menyebutkan beberapa diantaranya yaitu siswa kelas 3 SD di Sukabumi berinisial SR (9 tahun) yang tewas setelah terlibat perkelahian dengan temannya di belakang sekolah.
Satriawan menyebut kasus lain yang terjadi di Lombok Barat, di mana terjadi pemukulan terhadap sejumlah siswa yang kerap dilakukan oleh seorang guru. Ironisnya, guru yang kerap melakukan pemukulan tersebut justru menjadi “andalan” kepala sekolah untuk “mendisiplinkan” siswa di sekolah itu.
Kemudian ada video pemukulan siswa di Pontianak. Beberapa video kekerasan di lingkungan sekolah juga sempat viral di media sosial. Sekjen FSGI Heru Purnomo menyinggung peristiwa penamparan empat siswi oleh seorang guru di Maluku yang terekam video.
Yang sangat menyita perhatian adalah peristiwa adu tarung gladiator. Beberapa peristiwa berujung pada jatuhnya korban tewas.
“Terakhir, terjadi di Rumpin, kabupaten Bogor yang menewaskan MRS karena luka bacok dan mengakibatkan korban kehabisan darah,” pungkasnya.
Selain itu, ada pula kasus di Kota Sukabumi yang melibatkan SMP 6 dan SMP Muhamadiyah Kota Sukabumi. Meski tidak ada korban meninggal, menurut Heru, video yang beredar di media sosial sangat mengerikan.
Heru mengatakan tenaga pendidik harus bisa mencegah kekerasan di lingkungan sekolah. Ia meminta agar guru-guru diberi pelatihan cara mencegah dan menangani kekerasan di sekolah.
Langkah tersebut diharapkan mampu menekan kasus kekerasan yang terjadi. “Selain itu, pemerintah harus melakukan percepatan dan sosialisasi program sekolah ramah anak,” pungkas Heru.
Editor : wny